Senin, 31 Januari 2011

Langit Malam

Langit malam ini akankah engkau menangis lagi?
Tetesan air matamu membanjiri seluruh bumi.
Kepiluan apa yang alam sembunyikan?
Bisakah kita berbagi?

Tak sadarkah kita..,
Alam berbagi lebih untuk dirimu dan diriku.
Haruskah burung-burung berkicau membahasakan kepiluan itu?
Semua membisu pilu.

Tak perlu aku dan kamu bertanya,
Tapi berbagilah pada alam atas eloknya.
Lakukanlah deminya mulai saat ini,
Cintanya dan cintamu akan terus menjadikan kehidupan ini permai.

Bumi Pertiwi Menjadi Lumpur

Tanah subur pepohonan hijau,
Udara yang bersih nan segar,
Menghiasi keindahan nusantara.
Canda dan tawa bersatu,
Mewarnai bumi pertiwi.

Indonesia masa depan kita,
Pendidikan, pekerjaan, ketentraman,
Menjadi kebahagiaan bersama.
Tanpa jasamu kita tak berdaya,
Kita buta tanpa jejak-jejakmu.

Sekarang tanah menjadi lumpur,
Tawa dan canda menjadi tangisan,
Rumah hilang, hartapun lenyap,
Orang-orangpun binasa,
Bumi pertiwi menjadi lumpur.

Minggu, 30 Januari 2011

Tahukah Anda

Tahukah anda mengapa lebah dan bunga selalu bersama?
Tahukah anda mengapa ikan dan air saling membutuhkan?
Tahukah anda mengapa padang rumput dan sang kelinci dapat bergembira bersama?
Tahukah anda mengapa aliran sungai selalu menuju lautan lepas?

Alam adalah jawabannya,
Karena alam adalah segalanya,
Karena alam adalah hidup kita,
Karena alam adalah diri kita.

Alamku adalah alammu,
Alam kita bersama,
Mari kita rawat alam semesta,
Mari kita lestarikan alam.

Pada Alamlah Manusia Bergantung

Laut tempat bertemu,
Pantai tempat berlabuh,
Gunung hijau berbaris,
Gurun emas terlukis.

Pada alamlah manusia bergantung,
Bukan teknologi,
Berapa bencana tak terhitung,
Hanya manusia yang dapat melakukan perubahan.

Lingkunganku

Mentari terbit dari timur,
Membuat semua semangat menyambut pagi,
Tapi warga desaku bersedih,
Lingkungan kami begitu kumuh,
Kering kerontang dan tiada berseri.

Ketika ayam mulai berkokok,
Kami menemukan semangat itu lagi,
Semangat untuk memulai semuanya,
Memulai agar menjadi lebih baik,
Membuat lingkungan kami menjadi lebih indah.

Lestarilah Alamku

Tak pernah sekalipun kusadari betapa kejamnya diriku,
Bergantung dan menyerahkan semuanya kepadamu,
Terlena segala kebaikan yang engkau berikan pada hidupku,
Namun.., kian hari engkau kian melemah.

Oleh berbagai luka yang kutorehkan di tubuhmu,
Engkau menangis,
Alamku yang dulu begitu indah dan sehat
Kini semakin lemah dan rapuh.

Maafkan aku,
Berilah kesempatan sekali lagi padaku,
Tuk membuatmu tersenyum kembali,
Tuk membuatmu lestari kembali.

Jumat, 28 Januari 2011

Bumi Menangis

Kemarin rumput-rumput menari dengan indahnya,
Sekarang dia hanya diam membisu.
Kemarin angin berbisik dengan lembutnya,
Sekarang hanya tinggal kehampaan tiada berbatas.

Kemarin hutan berkumpul dengan riangnya,
Sekarang hanya tinggal kesendirian tanpa batas.
Bumi telah melinangkan tetes demi tetes air matanya,
Kapankah dia akan mulai tertawa lagi?

Global Warming

Rerumputan yang basah di kala pagi,
Sirna begitu saja,
Terik mentari yang begitu menyengat,
Memudarkan setiap harapan.

Lelehan-lelehan es di kutub utara,
Mencairkan semangat dan asa para beruang kutub,
Sedih hatiku melihatnya,
Sampai kapan cobaan ini selesai?

Oh Tuhan..,
Ampunilah umatMu,
Kesalahan kami yang tak memperhatikan lingkungan alam,
Tapi haruskah orang yang tak bersalah merasakan hukuman ini?

Oh Tuhan..,
Ampunilah umatMu,
Ijinkan kami untuk merawat lingkungan kami ini,
Jangan biarkan murkaMu menghabisi negeri ini.

Aku Mengagumi Alamku

Pagi hari ketika kuberdiri ditemani mentari,
Kau berbisik halus dengan tiupan angin,
Kau menyentuhku dengan tetesan embun,
Seakan kau ingin berbicara padaku.

Tenang dengan harumnya bunga itu,
Damai dengan kicauan burung-burung kecil,
Membuatku sejenak berhenti bersuara,
Memejamkan mata merasakan lembutnya nafas dari alam.

Lalu kumulai melangkah kecil,
Kulihat bunga itu berdampingan dengan rerumputan halus,
Bak teman yang saling mengagumi keindahannya,
Seperti aku yang mengagumi alamku.

Manusia Pada Semesta

Sedetik waktuku untuk lahir,
Bermilyar tahun alam terbentuk,
Sebesar ini aku dibanggakan orang tuaku,
Seluas alam ini dibanggakan dunia.

Alam kurawat demi kehidupan,
Jika alam dilawan tak ada sebab,
Maka akibat bencana yang kuterima,
Tanaman subur dan hewanpun terhibur.

Tak ada alasanku merusaknya,
Bersama alam aku hidup tersediakan,
Sempurnanya alam manusia,
Terima kasih kepada semesta.

Kasih Tuhan

Kupejam kedua mataku di sore itu,
Kurasakan hangatnya belaian Tuhan di wajahku,
Melalui semilir angin,
Tuhan mengasihiku.

Langit biru yang begitu luas,
Kan kujadikan hatiku sepertinya,
Belajar sebagai pribadi yang lapang dada,
Seperti langit biru yang membentang luas itu, penuh pemakluman.

Ketika kubuka mataku,
Kumasih merasakan kasih alam,
Yang masih memberiku oksigen,
Untuk nafas kehidupan.

Aku tak bisa hidup tanpa kasihMu,
Aku tak bisa hidup tanpa hadirMu,
Aku cinta alamku,
Kan kurawat engkau selalu.

Senin, 24 Januari 2011

Angin, Air & Alam

Angin pagi bukan lagi angin pagi yang seperti dulu lagi,
Yang segar, bersih saat kita menghirupnya.
Karena angin pagi yang sekarang sudah tercemari oleh polusi.

Air jernih bukan lagi air jernih yang seperti dulu lagi,
Yang bisa kita lihat dan minum tanpa harus melakukan pengolahan.
Karena air jernih sekarang sudah tercemari oleh limbah-limbah industri.

Alam sekarang bukan lagi alam yang seperti dulu lagi,
Yang bersahabat dengan kita.
Karena alam sekarang sudah murka oleh perbuatan manusia.

Aku Bahagia Di Tengah Alam

Alam nan penuh kasih,
Yang mengasihi hidupku,
Sandang-pangan dan papanku kau penuhi.

Aku bahagia di tengah alam,
Bersuka-cita memandangi langit biru,
Yang menyejukkan hatiku.

Kasih Tuhan melalui alam,
Menyentuh jiwa setiap insan,
Alam terus memberi tanpa pamrih.

Bagaikan kasih ibu sepanjang masa,
Yang tak mengharap kembali,
Aku bahagia di tengah alam.

Alamku

Bila angin kehilangan desirnya,
daun-daun kering takkan mau meluruhkan tubuhnya.
Bila langit kehilangan kebiruannya,
burung-burung takkan mau mengepakkan sayapnya.

Bila sungai kehilangan kejernihannya,
ikan-ikan takkan mau mengibaskan ekornya.
Bila hutan kehilangan pohon-pohon,
hewan-hewan kehilangan tempat tinggalnya.

Bila bukit kehilangan kehijauannya,
sungai-sungai akan kering selamanya.
Bila kita umat manusia menyebabkan rusaknya keindahan semesta,
seluruh penghuni alam akan menitikkan air mata.

Kamis, 20 Januari 2011

Aku dan Alam Semesta

Kuamati terik sinar matahari,
Menyemangati diri untuk terus berdharma,
Kuamati mahkota bunga matahari,
Memotivasi diri untuk terus setia.

Kudengar suara angin melantun,
Puaskan batin di dalam diri,
Kudengar suara alam memantun,
Genapkan jiwa dan kalbu hati.

Kuresapi sisa-sisa alam semesta ini,
Selagi jiwa dan hatiku masih di sini,
Di bumi, di tata surya, di alam semesta,
Mencoba untuk mengerti kehendak surga.

Terima kasih alam semesta,
Atas segala yang telah tersedia,
Semoga kumampu untuk mensyukuri,
Atas segala yang telah kunikmati.

Permintaan Maafku Untuk Alam

Wahai alam, apakah salahmu?
Mengapa manusia bisa begitu kejam kepadamu?
Wahai alam, apakah dosamu?
Mengapa manusia begitu tega merusakmu?

Jika saja engkau dapat mengutarakan isi hatimu,
Apakah yang dapat kami dengar?
Jikalau kami adalah engkau...
Entah berapa banyak jerit tangis.

Entah berapa banyak erangan minta tolong yang kami teriakan
Entah berapa banyak luka yang tergores di tubuhku
Sepantasnya sebuah budi baik dibalas
Tapi.., apa yang kami balaskan kepadamu?

Begitu banyak udara yang kami hirup
Begitu banyak air yang kami minum
Begitu indahnya pemandangan untuk menenangkan jiwa kami
Tapi mengapa kami begitu tega menghancurkannya?

Oh alam.., sepatah kata maaf tidak akan pernah cukup
Janji kami kepadamu, wahai alam semesta
Akan kujaga dirimu, akan kurawat dirimu
Sepenuh hatiku dan segenap jiwa ragaku.

Kepedulian & kecintaan pada lingkungan alam semakin memudar!!

Kepedulian & kecintaan pada lingkungan alam semakin memudar.

Tindakan kita yang kurang baik terhadap alam misalnya : membuang sampah sembarangan, menggunakan plastik berlebihan, terutama penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan, dan barang-barang yang dibungkus plastik, pembalakan hutan yang dilakukan secara semena-mena, tidak adanya reboisasi, menggunakan kendaraan bermotor yang berlebihan menyebabkan polusi dan lain-lain.

Mulai sekarang, mari kita buat perubahan dari hal-hal yang paling kecil dan sederhana dari diri kita sendiri. Misalnya: membuang sampah pada tempatnya, menanam satu pohon di pekarangan rumah kita, menghemat pemakaian AC, menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk tempat-tempat yang jaraknya dekat, menghemat pemakaian air di rumah, menghemat pemakaian lampu di rumah dan lain-lain.

Dari tindakan-tindakan yang kecil dan sederhana, bila kita lakukan secara bersama-sama akan menimbulkan efek dan dampak yang besar. Mari mulai sekarang kita lakukan perubahan. Jangan sampai terlambat!!!